MEDAN -Pada tahun ajaran baru 2024/2025, Kurikulum Merdeka telah diberlakukan di berbagai sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia, termasuk di SMA Negeri 1 Medan. Kurikulum ini menghadirkan perubahan signifikan dengan menghapuskan sistem penjurusan tradisional seperti IPA, IPS, dan Bahasa, yang sebelumnya menjadi pilar utama dalam pemilihan mata pelajaran di tingkat SMA.
Perubahan Istilah dan Konsep
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Medan, Sutarto, menjelaskan bahwa meskipun jurusan IPA/IPS/Bahasa dihapuskan, esensi dari Kurikulum 2013 sebagian besar tetap dipertahankan. Salah satu perubahan utama adalah penggantian istilah “jurusan” dengan “mata pelajaran pilihan” (mapel pilihan). Ini memberikan fleksibilitas lebih bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasi mereka.
Mapel Pilihan dan Relevansi Materi
Mapel pilihan yang ditawarkan di SMAN 1 Medan mencakup berbagai bidang seperti kedinasan, bidang medis, teknik teknologi, humaniora, ekonomi, dan lain sebagainya. Sutarto menekankan bahwa mapel pilihan tersebut tidak hanya menggantikan istilah IPA/IPS, tetapi juga mempertahankan inti materi yang relevan. Misalnya, mapel B dan C yang memuat materi IPA masih memasukkan aspek sosial seperti sosiologi, yang penting untuk pemahaman hubungan kemanusiaan dan norma.
Implementasi dan Dampak
Implementasi Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Medan baru berjalan selama dua tahun terakhir, dimulai dari kelas X dan XI. Menurut Sutarto, respon dari siswa terhadap mapel pilihan ini cukup positif, karena mereka merasa lebih bebas untuk mengeksplorasi minat mereka tanpa terbatas oleh jurusan yang sudah ada sebelumnya.
Fokus Pada Persiapan Lanjutan
Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Ristek Anindito Aditomo, menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka memungkinkan siswa kelas 11 dan 12 SMA untuk lebih fokus membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjut mereka. Hal ini dianggap lebih efektif daripada sistem penjurusan tradisional yang mungkin membatasi pilihan dan kesempatan siswa.
Menghapus Diskriminasi dan Pembaruan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi
Anindito juga menyoroti bahwa penghapusan jurusan di SMA tidak hanya menghapuskan diskriminasi terhadap siswa dari jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi semua lulusan SMA dan SMK untuk melamar ke semua program studi di perguruan tinggi tanpa dibatasi oleh latar belakang jurusan mereka.
Kesimpulan
Dengan adopsi Kurikulum Merdeka, SMA Negeri 1 Medan dan sekolah lainnya di Indonesia mengalami transformasi signifikan dalam pendidikan menengah atas. Perubahan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mempersiapkan generasi muda untuk memasuki dunia pendidikan tinggi dan karier dengan pengetahuan yang lebih terfokus dan relevan.