SURABAYA — Halaman depan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dipenuhi karangan bunga yang mengecam putusan bebas terhadap Gregorius Ronald Tannur, anak anggota DPR Edward Tannur. Karangan bunga yang membanjiri lokasi tersebut merupakan bentuk protes publik terhadap vonis yang diberikan kepada Ronald, yang sebelumnya dituntut 12 tahun penjara atas kasus pembunuhan terhadap kekasihnya, Dini Sera Afrianti.
Kumpulan Karangan Bunga Sebagai Bentuk Protes
Pantauan di lokasi pada Minggu (28/7/2024), terdapat 16 karangan bunga yang diletakkan di depan PN Surabaya. Karangan bunga tersebut bertuliskan berbagai pesan yang menyatakan ketidakpuasan terhadap putusan yang diberikan oleh Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik. Salah satu karangan bunga menuliskan, “Miras bisa menyebabkan kematian dengan memar di paru, hati robek, empat iga patah, dan pendarahan perut. Vonismu lebih keras daripada miras,” sebagai ungkapan kekecewaan publik terhadap keputusan tersebut.