JAKARTA -Presiden terpilih Prabowo Subianto baru-baru ini mengungkapkan pendapatnya mengenai fenomena caci maki yang dinilai semakin marak di kalangan masyarakat. Dalam pernyataannya, Prabowo menekankan bahwa budaya mencaci maki dan menjelek-jelekkan pemimpin adalah budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai sopan santun yang seharusnya dijunjung tinggi di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, pada Kamis (10/10/2024). Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyebutkan bahwa ada “segelintir orang” yang memiliki kebiasaan mencari masalah dan mencaci maki, yang menurutnya merupakan indikasi dari ketertutupan hati dan pikiran mereka.
“Di tengah kemajuan demokrasi, kita perlu memahami bahwa kritik terhadap pemimpin harus dilakukan dengan cara yang baik dan sopan. Budaya caci maki ini tidak mencerminkan budaya kita sebagai bangsa yang beradab,” ujar Prabowo.
Namun, pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari aktivis dan pengamat politik, Syahganda Nainggolan, yang menyarankan agar Prabowo memperjelas siapa yang dimaksud dengan “segelintir orang” tersebut. Syahganda berpendapat bahwa klarifikasi ini penting agar tidak ada kesan bahwa Prabowo berusaha membungkam kritik dan demokrasi yang ada.