Salah satu kendala utama dalam penindakan adalah keengganan para kurir untuk memberikan informasi tentang pihak di belakang mereka. Mereka telah didoktrin untuk menjaga kerahasiaan mengenai jaringan mafia BBL ini.
Meski demikian, PSDKP memiliki strategi untuk mengungkap informasi tersebut melalui ponsel para pelaku. Dengan melacak komunikasi para mafia tersebut, PSDKP berharap dapat membongkar jaringan tersebut lebih lanjut.
Tak hanya mengandalkan upaya dalam negeri, PSDKP juga menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang menjadi tempat transit penyelundupan BBL sebelum akhirnya dikirim ke Vietnam. “Kita tidak mau mengalah begitu saja. Kita juga telah melibas jaringan penyelundupan ini di berbagai tempat, baik di jalan maupun di gudang-gudang,” tegas Ipunk.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penanganan Pelanggaran, Direktorat Jenderal PSDKP, Teuku Elvitrasyah, mengungkapkan bahwa saat ini ada dua kasus BBL yang sedang ditangani, masing-masing berada di Banyuwangi dan Cilacap, dan keduanya melibatkan kurir. Teuku menegaskan bahwa penanganan ini memerlukan bantuan dari aparat penegak hukum (APH) serta dukungan dari organisasi internasional untuk menangani kejahatan lintas negara ini.