“Perundungan ini sudah terjadi sejak awal saya masuk sekolah. Saya merasa tertekan dan tidak ada tempat untuk bernaung,” ungkap RE dalam video tersebut. Ia menegaskan bahwa pelaku perundungan berasal dari kelompok yang dikenal sebagai geng anak pejabat serta petinggi partai, yang membuat situasi semakin sulit.
Kasus ini mencuat dan menarik perhatian publik, mengingat latar belakang pelaku yang terhubung dengan kekuasaan. Hal ini memicu diskusi luas mengenai tanggung jawab sekolah dalam menangani kasus perundungan serta perlunya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk melindungi korban.
Sementara itu, pihak SMA Binus Simprug mengaku telah mengambil langkah-langkah untuk menyelidiki insiden tersebut. Namun, dengan belum adanya penetapan tersangka, banyak pihak mulai meragukan keseriusan penegakan hukum dalam kasus ini.