Kasus Pembacokan di Bantul, Korban Berikan Keterangan Palsu? Polisi Terus Selidiki

BANTULKasus pembacokan yang menimpa dua remaja, AFR (18) dan NKH (16) di Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, semakin berkembang dengan adanya temuan baru dari penyelidikan polisi. Setelah melaporkan bahwa mereka menjadi korban peristiwa kekerasan yang melibatkan senjata tajam, ternyata kedua korban memberikan keterangan palsu kepada pihak kepolisian.

Kronologi Awal

Menurut keterangan awal yang diberikan oleh korban, insiden terjadi pada Minggu (15/9) ketika mereka sedang berhenti untuk membeli rokok di Jalan Gunung Sempu. Korban mengklaim bahwa mereka dipepet oleh pelaku yang kemudian menyerang mereka dengan senjata tajam. Dalam laporannya, NKH mengalami luka sabetan di bagian tubuhnya, sementara AFR dikejar dan juga disabet oleh pelaku.

Penyelidikan dan Temuan Polisi

Namun, setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, pihak kepolisian menemukan ketidakcocokan dengan cerita yang disampaikan oleh korban. Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan bahwa hasil rekaman CCTV menunjukkan tidak ada indikasi peristiwa pemepetan seperti yang dilaporkan oleh korban.

“Perkembangan kasus korban pembacokan ini menunjukkan bahwa korban memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan fakta. Faktanya, tidak ada kejadian pemepetan yang dilakukan pelaku, melainkan adanya tindak penganiayaan yang disengaja,” ujar Jeffry dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (16/9).

Keterangan Palsu dan Motif

Menurut Jeffry, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa para korban sebenarnya telah berjanji untuk bertemu dan berduel dengan lawan mereka tanpa melibatkan pihak kepolisian atau orang tua. “Korban sudah ada niat dan janjian dengan lawan untuk duel, dan mereka sepakat tidak melibatkan polisi atau melapor kepada orang tua,” ungkap Jeffry.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *