BANYUWANGI –Di tengah tantangan dunia pendidikan, Wiga Kurnia (27), seorang guru di sebuah SMP swasta di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, menjadi sorotan publik setelah kisahnya viral di media sosial. Dengan gaji yang hanya Rp 200 ribu per bulan, Wiga mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa meski harus berjuang keras memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Wiga, lulusan S1 dari salah satu universitas di Malang, mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dengan total 25 jam kerja per minggu. Sejak bergabung pada tahun 2022, ia menyadari bahwa gaji yang diterimanya jauh dari cukup. Idealnya, sebagai seorang guru, ia seharusnya menerima bayaran sebesar Rp 15 ribu per jam, yang jika dihitung dalam sebulan seharusnya mencapai Rp 375 ribu. Namun, kendala pendapatan sekolah yang harus membagi keuangan untuk delapan staf, termasuk kepala sekolah, membuat Wiga hanya mendapatkan bagian yang sangat minim.
“Secara logika, gaji saya tidak cukup, tapi saya jalani saja,” ungkap Wiga, dengan nada yang mencerminkan keteguhan hatinya.
Sebagai ibu dari dua anak, Wiga tidak bisa bergantung sepenuhnya pada gajinya. Suaminya, yang juga bekerja sebagai guru honorer di SMP Negeri di Banyuwangi, menjadi penopang utama keluarga. “Gaji suami cukup untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun kami harus berhemat. Kebutuhan anak-anak menjadi prioritas saya,” tambahnya.