WNI Diminta Tunda Perjalanan ke Timur Tengah, Situasi di Lebanon Memprihatinkan!

Sejak bulan Agustus 2024, Kemlu RI telah menetapkan status siaga satu di Lebanon, sebuah langkah yang menunjukkan tingginya potensi risiko bagi warga negara di daerah tersebut. “Sejak penetapan siaga satu, kami bersama KBRI di Beirut telah berhasil memfasilitasi evakuasi 25 WNI dari Lebanon. Namun, mayoritas WNI lainnya memilih untuk tetap tinggal karena alasan pribadi,” jelas Judha.

Dampak Serangan Terhadap Masyarakat Sipil

Asap membubung dari area yang menjadi sasaran serangan udara Israel di desa Khiam, Lebanon, menggambarkan besarnya dampak yang dialami masyarakat sipil. Banyak warga Lebanon yang terpaksa mengungsi ke daerah yang dianggap lebih aman, menambah beban kemanusiaan di tengah konflik yang berkepanjangan ini. Situasi yang tidak kondusif ini tentu menambah keprihatinan bagi keluarga WNI yang tinggal di wilayah rawan.

Pada kesempatan terpisah, Roy Soemirat, juru bicara Kemlu RI, mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang dinilai sebagai eskalasi dari ketegangan yang sudah ada. “Serangan ini tidak hanya mengancam keamanan Lebanon, tetapi juga memperburuk situasi kemanusiaan di seluruh Timur Tengah, terutama di Gaza. Kekerasan dan agresi semacam ini tidak boleh dianggap sebagai norma baru,” ujar Roy pada Rabu (25/9).

Imbauan untuk Kewaspadaan

Kemlu RI mengingatkan agar semua WNI yang berada di Lebanon untuk tetap memantau perkembangan situasi terkini dan selalu berkoordinasi dengan pihak kedutaan. Penundaan perjalanan ke wilayah yang terkena dampak konflik menjadi langkah yang disarankan untuk melindungi keselamatan individu dan keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *