Kondisi ini membuat Tarmidzi harus berjuang keras menawarkan jasanya kepada penumpang kapal yang akan keluar. Meskipun upah jasanya tidak besar-besaran, ia tetap berusaha menawarkan jasanya dengan harga sekitar Rp 30.000 untuk mengangkut satu koper. Namun, setiap perjalanan ia harus menempuh jarak yang cukup jauh dari dermaga reguler ke terminal bus, yang akhirnya berdampak pada kondisi fisiknya yang semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Dalam curhatannya, Tarmidzi juga mengungkapkan bahwa jika ada pekerjaan lain yang menawarkan penghasilan lebih baik, ia akan meninggalkan pekerjaannya sebagai porter. Namun, hingga saat ini, belum ada tawaran pekerjaan lain yang datang. Oleh karena itu, ia terpaksa bertahan di pekerjaannya yang telah membiayai hidup keluarganya selama 12 tahun terakhir.