Kasus Gazalba Saleh mencuat setelah diduga menerima gratifikasi senilai Rp 650 juta dari Jawahirul Fuad terkait dengan perkara kasasi Nomor 3679 K/PID.SUS-LH/2022. Jawahirul Fuad adalah pemilik UD Logam Jaya yang terlibat dalam kasus pengelolaan limbah B3 tanpa izin dan dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Selain tuduhan gratifikasi, Gazalba juga didakwa melakukan TPPU.
Menurut jaksa KPK, Gazalba Saleh terlibat dalam praktik TPPU dengan menerima total sekitar Rp 62 miliar dari berbagai sumber antara tahun 2020-2022. Rinciannya meliputi SGD 18 ribu (sekitar Rp 200 juta) terkait perkara kasasi Jawahirul Fuad, serta Rp 37 miliar yang diterima saat menangani peninjauan kembali yang diajukan oleh Jaffar Abdul Gaffar pada 2020. Selain itu, Gazalba juga diduga menerima SGD 1.128.000 (sekitar Rp 13,3 miliar), USD 181.100 (sekitar Rp 2 miliar), dan Rp 9,4 miliar.
Uang tersebut, menurut dakwaan, telah disamarkan oleh Gazalba dengan membeli berbagai aset seperti mobil Alphard, tanah dan bangunan di Jakarta Selatan, emas, serta melunasi kredit pemilikan rumah (KPR) untuk teman dekatnya. Total nilai aset yang diduga digunakan untuk menyamarkan uang tersebut mencapai sekitar Rp 24 miliar.