Akibat serangan tersebut, keduanya harus dilarikan ke Puskesmas. Roslaini, yang menderita luka parah di kepala dan wajah, bahkan harus dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Sementara itu, Wilati mengalami luka di tangan kanannya.
Pihak BKSDA Sumbar dan Tim Konservasi Wilayah (SKW) 3 Balai KSDA Sumatera Barat segera bertindak dengan turun ke lokasi kejadian. Mereka tidak hanya memberikan penanganan medis kepada korban, tetapi juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dan masyarakat untuk mencegah konflik serupa di masa depan.
Edukasi tentang perilaku beruang madu dan cara-cara untuk menghindari konflik dengan satwa liar ini menjadi fokus dalam upaya pencegahan. Masyarakat diajari untuk tidak membuang minyak goreng sembarangan karena dapat menarik beruang madu. Selain itu, teknik penghalauan seperti menggunakan bunyi-bunyian juga diajarkan sebagai cara aman ketika berada di lingkungan yang rawan pertemuan dengan satwa liar.