Sukarno hidup dari istana ke istana yang dimiliki oleh negara, dan bahkan pernah menggunakan piyama yang dibelikan oleh duta besar karena baju tidurnya sudah robek. Putra pertamanya, Guntur Sukarnoputra, membenarkan bahwa ayahnya hidup dalam kondisi keuangan yang sulit sejak sebelum menjadi presiden. Guntur menyebut bahwa kantong Sukarno “selalu tipis” dan bahwa ia sering meminjam uang kepada sahabat-sahabatnya.
Sejarawan Indonesia, Ong Hok Ham, juga membantah klaim tentang harta karun Sukarno. Melalui tulisannya, Ong menyanggah cerita tersebut dan mengungkapkan bahwa tidak mungkin seseorang bisa mewarisi kekayaan dari kerajaan kuno seperti yang diklaim. Ong juga menyatakan bahwa jika Sukarno benar-benar memiliki emas sebanyak itu, seharusnya ia tidak akan mengalami kesulitan keuangan sepanjang hidupnya.