Furqon menjelaskan bahwa warga Kampung Bayam terpaksa harus menggali air tanah dan membuat saringan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, terutama dalam situasi di mana air hujan tidak tersedia. Namun, kondisi ini tidaklah ideal, dan air yang mereka dapatkan tidak selalu aman untuk dikonsumsi.
“Dalam situasi seperti ini, kami terpaksa mengandalkan air tanah yang kami saring. Namun, ini bukanlah solusi yang ideal, terutama untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari kami,” tambahnya.
Furqon menyampaikan harapannya agar pemerintah membuka ruang dialog untuk menyelesaikan masalah ini dengan segera. Dia mengajak pihak PT Jakpro dan Pj Gubernur DKI Jakarta untuk duduk bersama dengan warga Kampung Bayam dan mencari solusi terbaik untuk memenuhi hak-hak dasar mereka akan air dan listrik.