Skandal ini menambah beban politik bagi Boluarte, yang sebelumnya telah menghadapi penurunan dukungan publik dan mendapat tekanan atas dugaan memperkaya diri secara ilegal selama masa jabatannya. Sebagai wanita pertama yang menjabat sebagai Presiden Peru, Boluarte kini berhadapan dengan ancaman persidangan jika didakwa secara resmi.
Meskipun belum ada tanggapan resmi dari Boluarte maupun kantor kepresidenan Peru, namun peristiwa ini menunjukkan ketegangan yang semakin memuncak dalam kehidupan politik Peru. Dalam momen yang krusial bagi negara ini, harapan akan transparansi dan keadilan tetap menjadi sorotan utama bagi masyarakat Peru.