“Hari pertama saya sudah mendapatkan pelecehan, penghinaan, pengancaman, dan sampai di bulan Januari saya mendapatkan penganiayaan yang kejam dan sadis,” jelas RE. Ia mengaku bahwa dirinya dianiaya selama dua hari berturut-turut oleh sejumlah rekannya, yang bahkan telah merencanakan serangan tersebut.
“Di hari pertama dan kedua secara berturut-turut. Bahkan para geng ini sudah merencanakan lima hari berturut-turut hingga hari terakhir saya akan dihabisi oleh ketua geng di sana. Namun di hari kedua saya sudah benar-benar tidak merasakan tubuh saya karena saya sudah babak belur di sana,” tambah RE.
Tanggapan Pihak Sekolah
Pihak sekolah hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan resmi terkait kasus ini. Namun, kasus perundungan yang dialami oleh RE mencoreng reputasi SMA Binus School Simprug, dan menambah daftar panjang kasus kekerasan di lingkungan pendidikan.
Kasus ini kini menunggu perkembangan lebih lanjut dari pihak kepolisian, dengan harapan bahwa keadilan dapat ditegakkan bagi RE dan mencegah terjadinya perundungan serupa di masa depan.