Pihak KBRI Suriah mengonfirmasi bahwa Sri Erni meninggal dunia pada tanggal 14 September. Namun, alasan kematiannya belum jelas dan masih perlu penyelidikan lebih lanjut. “Kami telah menerima laporan tentang kematian Sri Erni. Kami sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang di Suriah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyebab kematiannya,” kata seorang pejabat KBRI yang enggan disebutkan namanya.
Keluarga Sri Erni kini menantikan langkah selanjutnya dari pemerintah untuk mendapatkan keadilan bagi almarhum. Bambang menegaskan, “Kami ingin keadilan bagi Sri. Dia pergi untuk bekerja, bukan untuk disiksa dan meninggal seperti ini.” Keluarga berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan untuk menyelidiki kematian Sri dan menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penderitaannya.
Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh TKW di luar negeri, terutama terkait perlindungan hak dan keselamatan mereka. Di tengah ketidakpastian, keluarga Sri Erni berharap suara mereka didengar dan perlindungan bagi para pekerja migran diperkuat agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
