GAZA -Dunia kembali dikejutkan oleh tragedi kemanusiaan yang menimpa Palestina. Sebanyak 37 orang tewas setelah pasukan Israel menggempur gedung sekolah Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang terletak di sekitar kamp pengungsi Gaza Tengah. Serangan yang terjadi pada hari Rabu (5/6) ini menjadi sorotan tajam internasional dan memicu gelombang protes dari berbagai kalangan.
Kengerian di Tengah Malam
Serangan terjadi pada malam hari, saat para pengungsi yang terdiri dari anak-anak, wanita, dan lansia sedang beristirahat. Sekolah UNRWA tersebut selama ini menjadi tempat perlindungan bagi ratusan pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik yang tak kunjung usai. Bunyi ledakan menggema di seluruh penjuru kamp, disusul oleh kepanikan dan teriakan minta tolong.
Dampak yang Meluluhlantakkan
Serangan udara Israel tidak hanya menghancurkan gedung sekolah, tetapi juga merenggut nyawa 37 orang yang tak bersalah. Di antara korban tewas, banyak di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Puluhan lainnya mengalami luka-luka serius dan kini sedang dirawat di rumah sakit darurat yang juga kewalahan menangani korban akibat serangan tersebut.
Reaksi Internasional
Kejadian ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. “Serangan terhadap fasilitas PBB yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.
Suara dari Palestina
Pemerintah Palestina mengecam serangan tersebut sebagai tindakan brutal dan tidak manusiawi. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menuntut tanggapan tegas dari komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan dan memberikan perlindungan bagi warga Palestina. “Ini adalah serangan langsung terhadap rakyat Palestina dan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius,” tegas Abbas.
Kesaksian Korban
Di tengah reruntuhan gedung sekolah UNRWA, para penyintas menceritakan kengerian yang mereka alami. “Kami sedang tidur ketika tiba-tiba terdengar ledakan besar. Semua orang panik, kami berusaha menyelamatkan diri, tetapi banyak yang tidak sempat keluar,” ungkap seorang ibu yang kehilangan dua anaknya dalam serangan tersebut. Cerita-cerita pilu ini menggambarkan betapa parahnya dampak dari serangan yang terjadi.
UNRWA dan Krisis Pengungsi
UNRWA sendiri menyatakan kesedihan mendalam atas kejadian ini dan menegaskan bahwa mereka akan terus berjuang untuk memberikan perlindungan dan bantuan bagi para pengungsi Palestina. “Kami sangat terkejut dan berduka atas hilangnya nyawa dan penderitaan yang dialami oleh para pengungsi. Serangan terhadap fasilitas kami yang seharusnya menjadi tempat aman adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” kata juru bicara UNRWA.
Seruan untuk Perdamaian
Insiden tragis ini semakin menegaskan perlunya solusi damai yang adil dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina. Masyarakat internasional didesak untuk mengambil langkah konkret dalam mendukung proses perdamaian dan memastikan perlindungan bagi warga sipil di daerah konflik.