Menurut Meutya, perjanjian tersebut berpegang pada prinsip ‘good neighbor’ dan menegaskan bahwa kerja sama ini tidak dimaksudkan sebagai aliansi militer atau pakta militer. “Kerja sama ini bukanlah aliansi militer ataupun pakta militer, tetapi realisasi prinsip ‘good neighbor’ Indonesia dan Australia yang ingin meneruskan dan memelihara hubungan erat dan persahabatan yang sudah sangat baik,” ujar politikus Partai Golkar tersebut.
Meutya menambahkan, perjanjian ini akan memperkuat stabilitas dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik, yang dikenal sebagai wilayah dengan potensi konflik yang tinggi. Dengan kerja sama ini, kedua negara akan mampu berkolaborasi dalam menghadapi tantangan modern seperti terorisme, kejahatan lintas negara, konflik maritim, dan tantangan lainnya. “Melalui kerja sama ini, Indonesia dan Australia sebagai ‘good neighbor’ dapat berkolaborasi dalam menghadapi tantangan keamanan modern seperti terorisme, kejahatan lintas negara, konflik maritim, dan potensi tantangan lainnya,” jelasnya.
Meutya juga menyoroti keuntungan teknis dari perjanjian tersebut, termasuk pertukaran ilmu dan latihan bersama yang akan meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia. “Perjanjian kerja sama pertahanan yang kemarin ditandatangani juga termasuk pertukaran ilmu dan latihan bersama. Saya pun yakin di masa yang akan datang perwira TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara akan memiliki keterampilan yang lebih maju dan siap menghadapi berbagai situasi di medan perang modern,” ungkapnya.