Kunjungannya mencapai puncaknya ketika tiba di Rumah Keluarga Tjhia, sebuah cagar budaya yang menjadi bagian penting dari sejarah Singkawang. Di sana, Gibran menghadiri acara “Gibranmendengar”, di mana ia dengan penuh perhatian menampung aspirasi dan masukan dari masyarakat sekitar. Acara tersebut mencerminkan pendekatan Gibran yang terbuka dan responsif terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat.
Dalam dialognya, Gibran menyoroti tema toleransi yang luar biasa di Singkawang dan menghubungkannya dengan pengalaman kota Solo. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa Singkawang memiliki potensi untuk menjadi contoh yang luar biasa dalam mempromosikan toleransi dan kerukunan antarberagam budaya. Pernyataan tersebut mencerminkan visi dan nilai-nilai yang ingin diwujudkan oleh Gibran dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan saling menghormati.