Bongkar Kasus Penipuan ‘Like’ YouTube: Pelajaran Penting Tentang Ancaman Scamming di Era Digital

KAMBOJAKasus penipuan baru-baru ini menggemparkan Indonesia, menyoroti modus operandi canggih yang melibatkan YouTube sebagai alat utama untuk menipu. Polisi mengungkap bahwa seorang WNI berinisial D, yang berbasis di Kamboja, telah terlibat dalam skema penipuan yang menjadikan tombol ‘like’ di YouTube sebagai senjata untuk menarik korban.

Modus operandi ini dimulai dengan menggoda korban dengan tawaran pekerjaan sederhana: melakukan ‘like’ terhadap video di YouTube dengan imbalan komisi sebesar Rp 31 ribu per video. Namun, sebelum bisa memulai pekerjaan, korban diminta untuk melakukan deposit uang ke rekening tertentu. Baru setelah itu, mereka dijanjikan pekerjaan untuk memencet tombol ‘like’ di platform video tersebut.

Pelaku utama, D, diketahui memiliki dua anak buah di Indonesia yang bertugas mencari rekening untuk menampung uang hasil penipuan. Dengan bantuan mereka, D berhasil mengumpulkan 15 rekening fisik dari Indonesia yang kemudian digunakan untuk aktivitas penipuannya. Rekening-rekening ini dikirimkan ke Kamboja dengan menggunakan jasa ekspedisi, memudahkan D untuk mengendalikan transaksi keuangan tanpa terdeteksi.

Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, mengungkapkan bahwa modus operandi ini melibatkan penggunaan rekening Indonesia yang dibuka dengan data-data dari warga lokal. Namun, penting untuk dicatat bahwa data yang digunakan tidak berasal dari korban penipuan langsung, melainkan dari individu lain yang bukan target langsung dari aksi kejahatan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *