Teroris Malang Terlibat Dalam Jaringan Radikal Global Via Telegram

“Pelaku diduga berencana untuk melakukan aksi teror bom bunuh diri menggunakan bahan peledak jenis Triaceton Triperoxide (TATP),” ungkap Aswin. Selain itu, pemeriksaan intensif terhadap HOK dilakukan untuk mengungkap jaringan terorisme lainnya yang mungkin terhubung dengan kasus ini.

Kasus ini menunjukkan bagaimana radikalisme dapat merambah ke kalangan remaja dan pelajar melalui media sosial, memanfaatkan platform-platform seperti Telegram untuk menyebarkan ideologi yang berpotensi merusak dan mengancam keamanan nasional. Pemerintah dan aparat keamanan terus berupaya untuk memonitor dan menanggulangi ancaman ini dengan mengintensifkan langkah-langkah pencegahan dan penindakan terhadap jaringan terorisme yang menggunakan media sosial sebagai sarana propaganda dan rekrutmen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *