“Stunting ini bukan cuma permasalahan kekinian, tapi dampaknya akan sangat terasa di masa depan. Saat ini menurut data, 1 dari 4 balita di Indonesia kondisinya stunting. Bayangkan bagaimana kondisi masa depan bangsa jika masalah ini tidak mendapat perhatian yang serius. Anak-anak kita adalah generasi penerus bangsa,” katanya.
Mengacu pada WHO, ia mengatakan, batasan jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada waktu tertentu (prevalensi) stunting di suatu wilayah adalah sebesar 20 persen.
Secara nasional, dirinya menyebut, sesuai dengan data yang dihimpun Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting mengalami penurunan dari sebelumnya di angka 30,8 persen di tahun 2018, menjadi 24,4 persen pada tahun 2021.